Archive for category Man jadda wa jada

Tanggung Jawab Hidup

“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya” ( surat Al Mudatstsir : 38 )

Jelaslah ayat diatas bagi manusia yang mempunyai akal. Bahwasannya hidup yang dijalani sekarang ini, adalah akan dipertanggung jawabkan kelak di hadapan-Nya.

Seluruh manusia akan dikumpulkan di suatu tempat sambil menunggu gilirannya untuk menjadi terdakwa di pengadilan akhirat. Manusia akan ditanyai macam-macam. Namun lisan tak dapat bicara, terkunci. Yang menjadi saksi kehidupan kita adalah anggota badan kita sendiri.

Maka dari itu, persiapkanlah dari sekarang. Bekal apa yang nanti kita akan bawa. Karena sesungguhnya, jikalau seseorang telah meninggal, maka segala pintu amalnya tertutup. Kecuali tiga hal, yaitu:
1. Amal jariyah
2. Ilmu yang bermanfaat
3. Doa anak soleh

Semoga kita dapat menjadi manusia yang diridhoi Allah, amin.

Sahabat yang semoga selalu mendapatkan keberkahan di dalam hidupnya. Selalu memiliki kesabaran dalam kesusahannya. Camkanlah baik-baik, kata-kata Rasulullah saw :

“ Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya.”

Di jelaskan oleh Rasulullah saw, bahwasannya, setiap manusia adalah pemimpin. Ini memiliki arti, bahwa kita semua adalah pemimpin, pemimpin bagi keluarganya, pemimpin bagi rakyatnya, serta pemimpin bagi dirinya sendiri. Masalah kepemimpinan ini, tentu saja akan ada dimana seorang pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dipimpinnya. Apakah dalam memimpin ia telah menjadi pemimpin dengan arif dan bijaksana? Ataukah ia menjadi pemimpin yang semena-mena. Ketahuilah, bahwasannya pemimpin adalah jabatan yang sangat berat. Apabila seseorang ingin menjadi pemimpin, haruslah ia memiliki kepribadian yang sangat jujur, adil, bijak dalam memutuskan, dan banyak lagi. Kita dapat meniru bagaimana Rasul dalam memimpin umat yang begitu banyaknya dengan cara-cara yang diridhoi-Nya.

Kepemimpinan hanyalah sebagian contoh dalam bertanggung jawab. Tanggung jawab bukanlah tentang kepemimpinan saja, namun hidup kita inipun akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang kita lakukan selama kita hidup.

Semua orang bertanggung jawab paling tidak kepada dirinya sendiri. Ia bertanggung jawab apa yang diperbuatnya. Contohnya saja seorang Mahasiswa. Seorang mahasiswa memiliki banya tanggung jawab terhadap dirinya. Bagaimana ia menyelesaikan kuliahnya dengan predikat baik. Bagaimana ia mengerjakan tugas-tugasnya. Tentu saja apabila ia tidak mengerjakan tugas, ia akan dimintai pertanggung jawabannya oleh dosen. Apakah akan diskors, atau diberi tugas yang lebih banyak lagi. Itu semua adalah bentuk kompensasi dari ketidak tanggung jawaban mahasiswa itu. Sangat banyaklah contoh-contoh dikehidupan ini. Haruslah kita ingat, bahwa hidup kita ini tidaklah sementara. Kita akan di sidang dalam pengadilan akhirat mengenai hidup kita ini kelak. Semoga kita termasuk orang-orang yang bertanggung jawab atas hidupnya.

Demikian. Terima kasih.

Tinggalkan komentar

Keadilan dari Sudut Pandang Islam

Keadilan yang berasal dari kata ‘adala’ yang di dalam Al Qur’an ialah menggambarkan sebuah keadaan yang lurus, tidak melenceng dari ajaran agama Islam. kata ‘adala’ bermakna sebuah penegakkan hukum yang benar. Penegakkan hukum yang tidak berat sebelah, tidak memihak siapapun, dan tidak memandang bulu. Artinya, siapa bersalah maka ia wajib menerima ganjaran atau hukumannya sesuai dengan ketetapan hukum yang berlaku.

Keadilan juga memiliki arti seimbang. Di dalam islam adil merupakan sebuah prinsip untuk menegakkan Agama. Keadilan dalam Agama Islam sangat bereratan kaitannya dengan Hukum Islam. Hukum Islam merupakan sebuah ketetapan atau sistem Ilahi yang dibuat agar hamba-hamba-Nya melakukan apa-apa yang diperintahkan-Nya.
Seperti firman-Nya :
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orangorang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Surat al- Maidah: 8).

Ayat di atas adalah gambaran bagaimana Allah menyuruh hamba-Nya untuk berbuat adil kepada sesama. Karena dengan adil, maka kita telah bertakwa kepada Allah. dan jika tidak, maka hukum Allah lah yang akan mendatangi kita. Allah itu Maha Adil. Dia telah menciptakan sebuah sistem hukum di mana jika hamba-Nya berbuat salah, maka hukum-Nya harus ditegakkan secara adil dan sesuai ketentuan-ketentuan yang ada.

Allah telah berfirman :

“ Dan Allah telah meninggikan langit-langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan) suapaya kamu jangan melampaui batas neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu” (surah Ar Rahman/55:7-9).

Dari ayat di atas, jelaslah bagi kita bahwa sesungguhnya keadilan adalah sesuatu hal yang mutlak dan harus kita kerjakan dengan sebenar-benarnya. Apapun yang kita lakukan, haruslah kita tahu bahwa Allah tidak tidur. Dia selalu mengawasi kita, dimanapun dan kapanpun. Kita pun harus menyadari, bahwa sesungguhnya perbuatan sekecil apapun itu, di akhirat kelak akan dimintai pertanggung jawabannya di hadapan Allah. Dan Allah tidak segan-segan melakukan hisab tentang semua amal kita. Jika kita melakukan kebaikan biarpun itu sekecil debu. Maka Allah sungguh Maha Adil, Dia akan membalasnya dengan kebaikan pula. Begitupun sebaliknya, jika kita melakukan perbuatan dosa sekecil debu sekalipun. Ingatlah, Allah pun akan membalasnya dengan keburukkan.

Untuk itu, keadilan bukanlah sesuatu yang sangat sederhana yang bisa kita palingkan. Keadailan merupakan prinsip untuk menegakkan Agama Allah. Tanpa keadilan, mustahil Agam Islam akan menjadi Agama yang kokoh.
Semoga kita selalu diberikan perlindungan. Dan semoga kita selalu berada di jalan yang lurus, yaitu jalan yang diridhoi Allah. Amin yaa rabbal ‘alamin.

Tinggalkan komentar